Dekade 1990-2000-an: Kesulitan ekonomi, kecelakaan beruntun, reputasi buruk dan pelarangan terbang
Selama dekade 1990an, Garuda Indonesia melakukan peremajaan armada dengan melakukan pembelian armada pesawat 9 unit McDonnell-Douglas MD-11 yang datang pada tahun 1991 untuk mengganti peran sebagai Pesawat Douglas DC-10, yang diikuti oleh berbagai seri keluarga Boeing 737 Classic yang datang tahun berikutnya, sebagai pengganti DC-9, serta Boeing 747-400 yang datang tahun 1994, dengan skema pembelian yang terdiri dari 2 dibeli langsung dari Boeing, 1 dibeli dari Varig dan Airbus A330-300 yang datang tahun 1996. Pada masa ini juga, Garuda Indonesia mengalami dua musibah besar yang terjadi di dua tempat yang memakan korban dalam jumlah yang cukup besar, yaitu peristiwa Garuda Indonesia Penerbangan 865 yang terbang dari Fukuoka, Jepang, dan satunya lagi terjadi pada pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 152 yang bertempat kejadiankan di Desa Sibolangit, Sumatera Utara. Musibah yang kedua ini menewaskan seluruh penumpangnya, disamping itu, maskapai ini sejak 1997 juga terkena imbas Krisis Finansial Asia yang juga membuat keuangan Indonesia menjadi lesu. Hal ini membuat Garuda harus memotong semua rute yang tidak menguntungkan, terutama rute jarak jauh menuju ke Eropa maupun Amerika. Disamping menutup rute jarak jauh yang tidak menguntungkan, maskapai ini juga melakukan penyesuaian ulang terhadap rute domestik yang ada, serta mengganti jumlah pesawat yang sudah tua secara bertahap dengan menjual, mengalihkan dan memensiunkan armada Fokker F28 dan Airbus A300 yang ada.
Deregulasi maskapai penerbangan Indonesia yang dinaungi peraturan perundangan-undangan UU No 5/1999 (membahas tentang pembatasan praktik monopoli usaha) dan SK Menteri Perhubungan No 11/2001 (membahas tentang tata operasional awal maskapai penerbangan dengan batasan armada minimal 2 pesawat), menyebabkan Garuda Indonesia kehilangan hegemoni besarnya dalam pasar penerbangan Indonesia, yang berakibat pada menurunnya pangsa kemilikan pasar Garuda Indonesia yang telah kosong dan dimanfaatkan oleh maskapai berbiaya rendah seperti, Pelita Air Service, Awair, Lion Air dan Jatayu Airlines. Hal ini makin memperparah dan menyudutkan posisi Garuda yang berada pada situasi yang sulit. Bagaimana tidak, sudah merugi sejak tahun 1994 dan terus berutang tanpa membayar, ditambah lagi dengan budaya kerja yang sangat birokratis dan lamban eksekusinya membuat sistem yang ada menjadi "tidak ramah dengan ide dan kreativitas" yang berakibat pada terhambatnya performa kompetitifitas Garuda Indonesia dengan maskapai penerbangan lain, belum lagi dengan banyaknya pejabat yang memanfaatkan hubungannya dengan maskapai ini untuk mendapat kemudahan tersendiri yang berdampak pada rendahnya indeks ketepatan waktu yang tercermin pada seringnya terjadi penundaan keberangkatan pesawat.
Maskapai penerbangan PT Indonesian Airlines Aviapatria (Indonesian Airlines) didirikan tahun 1999 dan mulai beroperasi Maret 2001. Pada September 1999, ia memperoleh izin dari pemerintah Indonesia untuk melakukan penerbangan berjadwal di 46 rute. Perusahaan ini dimiliki oleh investor perorangan (75%) dan Rudy Setyopurnomo (25%), Presiden Direktur maskapai ini. Indonesian Airlines menghentikan operasinya pada tahun 2003. Setelah itu kantor pusatnya digabungkan dengan Garuda Indonesia.
Rudy Setyopurnomo kemudian bekerja pada Grup RGM Group yang mengoperasikan 4 pesawat kecil.
Hal ini belum ditambah lagi dengan berbagai kejadian-kejadian baru diberbagai negara lain, seperti Serangan 11 September 2001 yang didasari pada motif Jihad ala Al-Qaeda, dilanjutkan dengan terjadinya Bom Bali I dan Bom Bali II, wabah SARS, serta meninggalnya aktivis HAM, Munir Said Thalib yang (diduga) diracuni oleh seseorang yang diyakininya "ingin mendiamkannya" di mana pelaku pembunuhan tersebut hingga hari ini kerap dihubungkan dengan Badan Intelijen Negara, serta Bencana Tsunami Aceh 26 Desember 2004. Selain itu, Garuda Indonesia juga menghadapi masalah keselamatan penerbangan, terutama setelah peristiwa Garuda Indonesia Penerbangan 200, akibat hal ini, Uni Eropa memberi surat larangan terbang ke Eropa bagi semua maskapai Indonesia. Namun, setelah perbaikan besar-besaran, tahun 2010 maskapai ini diperbolehkan kembali terbang ke Eropa, setelah misi inspeksi oleh tim pimpinan Frederico Grandini yang bertugas untuk memastikan segala kemungkinan yang ada untuk memulai pembukaan kembali rute dengan merekomendasikan pembukaan rute Jakarta - Amsterdam.[8]
Pada tahun 2007, maskapai ini bersama dengan maskapai Indonesia lainnya (termasuk anak perusahaan Garuda Indonesia, Citilink), dilarang terbang menuju Eropa karena kejadian yang menimpa pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 200.[9] Setahun kemudian, maskapai ini menerima sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA) dari IATA yang menunjukkan Garuda Indonesia telah memenuhi standar keselamatan penerbangan Internasional.[10] Perbaikan layanan dan meningkatnya kualitas layanan maskapai membuat Garuda menjadi pemenang kategori "World's Most Improved Airline" dari Skytrax.[11] 1 Juni 2010 menjadi hari bersejarah bagi Garuda Indonesia, di mana pembukaan kembali rute Amsterdam dilaksanakan menggunakan Pesawat Airbus A330-200 dengan perhentian di Dubai.
Pada dekade 2010-an, Garuda Indonesia dengan klub sepak bola Liverpool FC, Inggris mengadakan perjanjian kerja sama dan kini merupakan sponsor global untuk Liverpool FC pada bulan Juni 2012.[12]
Tahun 2013, Garuda Indonesia mendapat dua penghargaan dari Skytrax yaitu "World Best Economy Class" dan "World Best Economy Class Seat". Pada pertengahan tahun 2014, Garuda Indonesia mendapat penghargaan "World's Best Cabin Crew".[butuh rujukan]
Pada tanggal 5 Maret 2014, Garuda Indonesia resmi bergabung dengan aliansi Skyteam sebagai anggota ke-8 yang peresmiannya berlangsung di Denpasar, Bali.[13] Pada tanggal 30 Mei 2014, Garuda Indonesia melayani rute ke Amsterdam dengan nonstop menggunakan pesawat Boeing 777-300ER yang memiliki kabin terbaru dari semua armada. Pada tanggal 8 September 2014, Garuda Indonesia memperpanjang rute penerbangannya menuju London.[14] Pada tanggal 11 Desember 2014, bertepatan dengan mundurnya Dirut Garuda Indonesia saat itu, Emirsyah Satar. Garuda Indonesia mendapat Anugerah penghargaan sebagai maskapai "berbintang 5" sedunia dari Skytrax dan menjadi anggota dari 8 maskapai dunia yang mendapat penghargaan tersebut.
Pada 5 Desember 2019, Ari Askhara dipecat dari jabatannya karena menyelundupkan sepeda motor klasik Harley-Davidson dan sepeda lipat Brompton. Sepeda motor dan sepeda tersebut ditemukan oleh tim Bea dan Cukai Bandara Internasional Soekarno–Hatta di dalam pesawat Airbus A330-900.[15][16] Juga terungkap Ari Askhara dan direksi lainnya telah menerapkan berbagai kebijakan yang merugikan pramugari Garuda, seperti mutasi tanpa penjelasan, penambahan jam terbang, dan diskriminasi antar karyawan.[17][18][19][20] These policies have since been revoked.[21]
Setahun kemudian pada Desember 2020, terungkap melalui Twitter bahwa banyak pramugari Garuda yang menjadi korban pelecehan seksual dan pemaksaan prostitusi selama kepemimpinan Ari, dengan banyak pramugari yang membenarkan bahwa VP Cabin Attendant Roni Eka Mirsa adalah mucikari untuk lingkaran prostitusi.[19][22][23] Polisi menanggapi dengan menyelidiki pelapor dalam kasus pencemaran nama baik setelah laporan diajukan oleh seorang pramugari yang diduga adalah simpanan dari berbagai eksekutif di perusahaan milik negara. Dia kemudian membatalkan keluhan pencemaran nama baik.[24] Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa dia akan mempertimbangkan untuk memberhentikan para eksekutif perusahaan milik negara jika karyawan perempuan mereka menghadapi pelecehan seksual.[25]
Pada tanggal 14 Mei 2020, sebagai akibat dari Pandemi COVID-19 dan dampaknya pada penerbangan dan maskapai penerbangan, Garuda Indonesia merumahkan 800 stafnya setidaknya selama tiga bulan. Pada bulan Juni, mereka memberhentikan 180 pilot kontrak.[26] Garuda Indonesia menerapkan masker wajah untuk awak kapal sesuai dengan peraturan kesehatan untuk mencegah penyebaran penyakit. Pada 16 Juni 2020, setelah beberapa penumpang mengeluh tidak bisa melihat wajah pramugari, Direktur Utama Garuda Irfan Setiaputra mengatakan maskapai berencana mengganti masker wajah dengan pelindung wajah untuk awak kabinnya.[27] Tiga hari kemudian, menanggapi kritik publik atas rencana tersebut, dia mengatakan pramugari Garuda tidak akan berhenti menggunakan masker.[28]
Akibat situasi pandemi yang berkepanjangan, Garuda Indonesia mengalami kendala dalam operasional, manajemen, dan pendanaan. Utangnya muncul dan tidak terbayar, dan korporasi saat ini berada di ambang kebangkrutan di pengadilan, dan penutupan di masa depan oleh pemerintah.[29] Dalam upaya menyelamatkan maskapai, Garuda Indonesia memangkas sekitar 30 persen tenaga kerjanya, mengurangi jumlah staf dari 7.861 staf menjadi 5.400 staf. Garuda mengklaim direksi dan komisarisnya juga mengalami pemotongan gaji.[30]
Pada akhir 2021, Garuda melaporkan utang sebesar AS $9,8 miliar kepada lebih dari 800 kreditur, mempersulit upaya penyelesaian di luar pengadilan selama pandemi COVID-19, di mana pendapatan Garuda turun hingga 70 persen.[31] Sebagai pengganti Garuda Indonesia di masa depan jika korporasi dianggap tidak dapat diselamatkan, pemerintah menyiapkan Pelita Air Service, sebuah maskapai kargo yang saat ini dimiliki oleh Pertamina, untuk menjadi penerus Garuda Indonesia sebagai pembawa bendera Indonesia yang baru.[32][33]
Pada Mei 2022, Garuda dijadwalkan hadir di pengadilan atas upaya penjadwalan ulang utangnya. Garuda mengajukan penundaan 30 hari dalam persidangan, yang dikabulkan oleh pengadilan. Ini adalah perpanjangan kedua yang diberikan oleh pengadilan, karena tanggal pengadilan asli adalah pada Maret 2022.[34]
Pada April 2022, Komisi VI DPR RI dan Erick Thohir, Menteri BUMN, memutuskan untuk menjalankan skema penyelamatan maskapai yang sedang sakit itu.[35]
Pada Juni 2022, dalam upaya Garuda untuk menunda pembayaran utangnya, Garuda mengumumkan utangnya sebesar $8,3 miliar, di mana debitur terbesarnya adalah Airbus SE dan Pertamina.[36] Jika penundaan pembayaran utang diterima oleh krediturnya, Garuda berjanji akan untung dalam 3 tahun.[37] Garuda juga akan mencari pendanaan sebesar $1,3 miliar melalui obligasi global dan penerbitan saham baru.[38] Pada 17 Juni 2022, kreditor Garuda memilih untuk menerima restrukturisasi utang Garuda, menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan.[39] Boeing tidak ikut dalam proses restrukturisasi utang karena Garuda menyatakan bahwa jumlah utangnya kepada Boeing belum diverifikasi, dan Garuda menyatakan bahwa jika Boeing tidak mengkonfirmasi utangnya kepada Boeing dalam 30 hari setelah restrukturisasi utang, maka utang Garuda kepada Boeing dapat benar-benar dihapus.[40] Pada 20 Juni 2022, restrukturisasi utang Garuda ditunda karena dua penyewa tidak setuju dengan restrukturisasi utang, dan sidang baru ditetapkan pada 27 Juni 2022.[41]
Pada September 2022, Garuda Indonesia mengajukan perlindungan kebangkrutan Amerika Serikat Pasal 15.[42] Pada tanggal 30 Desember 2022, Garuda Indonesia menggugat 2 kreditornya, lag Goose Leasing 1410 Designated Activity Company dan Greylag Goose Leasing 1446 Designated Activity Company, sebesar 10 trilyun rupiah[43]
Pada 22 Juni 2022, Kejaksaan Agung RI menyatakan telah menyelesaikan penyidikan kasus korupsi pembelian pesawat CRJ-1000 dan ATR72-600 yang melanggar hukum. Setijo Awibowo, Vice President Strategic Management, Agus Wahjudo, Executive Project Manager Pengiriman Pesawat dan mantan Vice President Treasury Management Albert Burhan menjadi tersangka dalam kasus tersebut. Emirsyah Satar, CEO selama dugaan korupsi, telah ditangkap untuk kasus korupsi lain. Kerugian Indonesia dilaporkan mencapai AS $ 609 juta.[44]
Slogan perusahaan yang digunakan oleh Garuda Indonesia lebih berorientasi ke arah gerakan untuk menyediakan jasa transportasi udara yang terjangkau dan menjangkau semua kawasan. Slogan sendiri berasal dari frasa (penggabungan 2 kalimat) yang bertujuan agar mudah diingat khalayak umum dan memperkuat memori masyarakat terhadap layanan yang diberikan oleh maskapai, bahkan beberapa slogan membuat perubahan yang drastis dalam penyampaiannya (seperti Pan American World Airways yang mengusung tema, You can't beat experience. Menjadi hal yang terkenal dan populer, karena slogan yang setara dengan kualitas yang ditawarkan). Berikut slogan Garuda Indonesia dalam bahasa Inggris:
Garuda Indonesia telah mengoperasikan penerbangan ke 96 destinasi tujuan (72 domestik dan 24 internasional) di 12 negara (termasuk Indonesia), dengan sekitar 500 keberangkatan setiap harinya dari hub di Jakarta, Denpasar, Makassar. Maskapai ini melayani penerbangan ke 3 benua seperti Asia, Australia dan Eropa dengan armada 73 pesawatnya, ke tujuan seperti:
Dan meskipun telah dengan cepat memperluas jaringan rutenya sejak program Quantum Leap dimulai pada tahun 2009, maskapai ini masih tidak terbang ke beberapa kota besar, seperti Manila dan Kota Ho Chi Minh, maskapai berulang kali menyatakan minatnya untuk membuka rute ke Manila, namun dalam jangka waktu belum diberikan.[45]
Pada 13 Oktober 2009, maskapai mengumumkan akan melanjutkan penerbangan ke Eropa untuk pertama kalinya setelah dikeluarkan dari Daftar maskapai yang dilarang terbang ke Uni Eropa. Maskapai lalu memulai penerbangan antara Jakarta dan Amsterdam pada Juni 2010, awalnya dengan pemberhentian pengisian bahan bakar di Dubai.[46] Pada 2 Desember 2012, setelah melakukan perjanjian codeshare dengan Etihad Airways, maskapai mengubah pemberhentian pengisian bahan bakar ke Abu Dhabi.[47] Setelah pengiriman pesawat Boeing 777-300ER pada tahun 2013, maskapai menghapus pemberhentian pengisian bahan bakar Abu Dhabi, dan memulai layanan penerbangan non-stop menuju Amsterdam.[48] Pada tanggal 8 September di tahun yang sama, Garuda indonesia memperpanjang rute dari Amsterdam dilanjutkan menuju London Gatwick.[49][50]
Pada tahun 2011, Garuda Indonesia telah terbang dengan 17.1 juta penumpang di mana naik sebanyak 39% dibandingkan tahun sebelumnya, sementara untuk pendapatan yang diperoleh melonjak sebesar 38% atau Rp27.1 Triliun ($2.95 miliar). Komposisi penumpang rute domestik dan rute internasional masing-masing sebesar 81% berbanding 19%.[51]
Pada tanggal 31 Maret 2016, Garuda Indonesia meresmikan penerbangan perdananya dari Jakarta menuju London Heathrow via Singapore Changi menggunakan Armada Boeing 777-300ER.
Di pertengahan tahun 2016, Garuda Indonesia mengumumkan niatnya untuk melakukan pembukaan kembali rute menuju Mumbai dari Jakarta. Penerbangan ini beroperasi kembali pertama kali pada 12 Desember 2016 via Bangkok menggunakan Armada Boeing 737-800NG.[52]
Pada tanggal 12 September 2016, Garuda Indonesia mengumumkan niatnya untuk membuka kembali rute menuju Los Angeles melalui Tokyo-Narita menggunakan Boeing 777-300ER dari Jakarta setelah pemberian perikat Kategori 1 oleh Federal Aviation Administration (FAA). Rencananya akan dimulai pada November 2017 mendatang.[53] Terakhir kali Rute Los Angeles dilayani pada tahun 1998.[54] Namun hingga tahun 2019, rencana tersebut belum dapat direalisasikan dan kemungkinan besar telah dibatalkan karena Pemerintah Jepang belum menyetujui fifty freedom rights untuk Garuda.[55]
Pada Februari 2017, Garuda Indonesia mengumumkan rencananya untuk melanjutkan penerbangan ke Dubai dan Moskow dengan menggunakan pesawat berjenis Airbus A330-200. Penerbangan ini rencananya akan dilanjutkan kembali pada 2018, meski hingga tahun 2019 rencana ini belum terealisasi.
Pada Agustus 2018, Garuda Indonesia mengumumkan bahwa maskapai akan menutup penerbangan menuju London Heathrow pada bulan Oktober, namun penerbangan masih berlanjut pada bulan Desember menggunakan Boeing 777-300ER dengan konfigurasi dual-class di tahun.[56] Pada tahun 2019 menandai penyesuaian yang lebih lanjut untuk penerbangan Garuda Indonesia ke London Heathrow ketika maskapai mengumumkan rute Jakarta-London Heathrow vv, dan London Heathrow-Denpasar vv.[57]
Garuda Indonesia memiliki perjanjian codeshare dengan maskapai berikut:
Rencana jangka panjang ini didesain pada masa restrukturisasi dan revitalisasi layanan maskapai Garuda Indonesia sejak Tahun 2009, dengan tujuan untuk menetapkan titik-titik penting pembangunan kualitas dan peningkatan layanan maskapai. Berikut Rencana strategis tersebut.
Saat di bawah arahan Emirsyah Satar, maskapai melakukan berbagai restrukturisasi dan revitalisasi yang menyeluruh terhadap seluruh aspek maskapai. Seperti:
Program 5 tahunan ini dirancang untuk memperbaiki sistem keuangan dan meningkatkan ketahanan keuangan maskapai yang berlanjut pada beberapa perkembangan signifikan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, yaitu:
Garuda Indonesia seiring dengan program transformasi bisnis dan pengembangan pembangunan korporasi Quantum Leap, melakukan berbagai penyegaran ulang kembali Maskapai lewat seragam dan logo baru. Peresmian logo baru yang dilakukan pada tanggal 25 Juli 2009 yang juga bersamaan dengan dibukanya kantor baru Garuda Indonesia dikawasan Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta ini ikut menampilkan seragam baru yang merupakan hasil kerja sama tim perancang seragam awak kabin terbaru yang terdiri dari, Josephine-Werratie-Komara sebagai desainer pakaian, Irma-Priscilla-Hadisurya sebagai penasihat warna dan Ted-Sulistio sebagai desainer teknis pakaian serta Dianti Poetranto, mantan pramugari. Pelibatan berbagai kalangan yang dilakukan oleh maskapai bertujuan untuk memberikan konsep terbaru Garuda yang bernama Garuda Indonesia Experience yang terdiri dari 5 poin utama (Sight, Sound, Taste, Scent, Sound) yang mencerminkan hal terbaik dari Indonesia. Sementara itu, untuk logo yang didesain oleh Landor Associates, tidak terlalu banyak perubahan yang dibuat, tetapi justru gaya tulisan yang diubah sebgaai refleksi maskapai yang lebih modern, bersih dan bersinergi. Konsep sayap alam berwarna biru aqua, menjadi pilihan terbaik yang bertujuan untuk memberikan semangat profesionalisme dan kebersahabatan Indonesia, sebagai wujud perubahan maskapai ke arah lebih baik.
Pada tanggal 11 Februari 2011, Garuda Indonesia secara resmi menjadi perusahaan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten saham GIAA. Susunan kepemilikan Garuda secara perinci disajikan dengan struktur sebagai berikut:
Sementara itu, berdasarkan rasio harga beli dengan standar mahal-murah. Garuda Indonesia memang memiliki rasio harga beli saham yang lebih mahal (26 kali) dibanding maskapai Asia Tenggara lainnya, seperti Singapore Airlines (14,06 kali), Malaysia Airlines (7,06) dan Air Asia (9,71 kali) serta China Southern (13,54 kali). Hal ini menjadi daya potensi kemampuan maskapai untuk meningkatkan aspek yang sifatnya direct point to passanger.
Garuda Indonesia pada pertengahan tahun 2010, mengutarakan keinginannya untuk masuk kedalam salah satu dari 3 aliansi besar dunia. Hal ini membuat Garuda menjadikan aliansi sebagai langkah penting untuk mempersiapkan kehadirannya di kancah Internasional sekaligus fondasi dasar agar memeiliki konektivitas yang luas dan menjangkau seluruh bagian didunia, yang akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan SkyTeam. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk masuk salah satunya adalah, registrasi IOSA, akses penumpang ke Lounge, mempunyai pengakuan dari berbagai institusi yang memiliki kapabilitas yang melakukan penilaian pada kinerja maskapai. Garuda Indonesia, secara resmi telah bergabung dengan Aliansi SkyTeam pada tanggal 5 Maret 2014 di Bali.
Garuda Indonesia setelah melakukan berbagai penyesuaian secara manajerial, finansial dan operasional akhirnya, Garuda kembali melangkah ke program ekspansi Internasional yang diawali dengan pembukaan rute menuju Amsterdam yang dilakukan secara bersamaan oleh maskapai seperti di atas tadi, dengan bermodalkan Airbus A330-200, maskapai lama kelamaan mendapat jumlah peminat yang lumayan tinggi dibeberapa kawasan, sehingga maskapai memutuskan untuk mulai meningkatkan frekuensi terbang menuju ke beberapa daerah, terutama Jepang, Australia dan Singapura. Disamping itu, maskapai juga mendatangkan armada Boeing 777-300ER terbaru untuk memenuhi keempat daerah pasar yang terus berkembang tersebut. Pada 12 Desember 2016, Garuda membuka kembali rute ke Mumbai melalui Bangkok
Saat ini, maskapai di bawah arahan Pahala, mulai menggencarkan rencana ekspansinya. Terutama, di berbagai kota di benua biru selain Amsterdam dan London dengan dibukanya beberapa pilihan yang akan direncanakan akan dibuka yaitu, Frankfurt dan Paris,[65] Warsawa[66] dan Port Moresby.[67]
Di samping pelaksanaan ekspansi, Garuda Indonesia juga melakukan semacam restrukturisasi yang sejenis seperti sebelumnya, tetapi memiliki cakupan yang kecil yang bernama Quick Wins[68] yang bertujuan untuk meningkatkan potensi keuntungan dalam pengembangan rute yang ada dengan menggencarkan frekuensi penerbangan ke daerah yang memiliki peminat dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, melakukan restrukturisasi pengeluaran biaya tanpa mengurangi kualitas yang ada dan melakukan berbagai strategi yang tepat dalam rangka untuk mengurangi kerugian yang dialami sebelumnya. Diwujudkannya kontrak kerja sama antar bank bersama maskapai dalam hal Cross Currency Swap (Kerja sama yang berintikan pada perlindungan nilai tukar antar kurs uang)[69] dan Cash Management (Kerja sama yang berdasar pada tata kelola keuangan yang dibantu oleh pihak terkontrak)[70] menjadi jaminan maskapai penerbangan terhadap terjaganya ekuitas keuangan maskapai yang terus bertambah seiring dengan berkurangnya pengeluaran yang tidak perlu sebagai dampak dari efisiensi operasional perusahaan.
Kemudian, setelah melakukan berbagai penguatan sistem keuangan manajemen. Garuda Indonesia melakukan rilis sukuk sebesar US$ 500 Juta Dolar[71] untuk membiayai pemesanan pesawat Airbus A350, Boeing 737 MAX 8 dan Boeing 787-9 dengan jumlah masing masing sebanyak 30 armada dengan keterangan pesanan pasti dan pesanan pilihan lewat Letter of Intent (LoI) yang bertujuan untuk mengadakan kerja sama pengadaan armada yang disebut tadi. Pemesanan ini dilakukan menyeimbangkan pasar Garuda Indonesia yang hanya berfokus pada layanan penuh. Airbus A330 diandalkan oleh maskapai sebagai modal untuk bersaing dengan maskapai LCC seperti, Indonesia AirAsia X dan Lion Air yang konfigurasinya akan dijadikan kelas ekonomi total dengan jarak operasional menengah-jauh.
Sementara itu, untuk pendalaman yang lebih teknis. Arif Wibowo dalam wawancaranya disela-sela acara AGM (Annual Grand Meeting) IATA di Miami 9 Juni 2015 yang lalu, terkait rencana kedepan setelah melakukan pembelian pesawat terbaru itu, Garuda akan melakukan penyesuaian pesawat dan rute, terutama 6 armada Boeing 777-300ER versi 3 kelas yang ada. Garuda Indonesia optimistis rute yang akan dibuka oleh Garuda, terutama ke Eropa akan membuat persaingan lebih ngeri-ngeri sedap, karena Garuda akan menghadirkan pesawat berkonfigurasi 3 kelas tersebut dalam rute jarak jauh secara nonstop tanpa transit (Hal ini berlainan dengan 3 maskapai Eropa {Air France, KLM dan Lufthansa} yang membuka rute ke Indonesia, semuanya menggunakan transit di Kuala Lumpur dan Singapura). Sehingga hal ini memungkinkan Garuda Indonesia untuk bersaing lebih tinggi, karena Garuda akan hadir di antara mereka dengan rute nonstop tanpa transit, yang tentunya akan membuat persaingan yang ketat, terutama dalam rute yang pasarnya terus berkembang. Tetapi, setelah melihat situasi Tahun 2015 yang lalu tidak kondusif secara internal maupun eksternal dan menggeliatnya perkembangan maskapai dikawasan teluk atau timur tengah yang diwakili oleh Emirates Airline, Etihad Airways dan Qatar Airways.[72] Garuda Indonesia akhirnya memutuskan untuk menunda pembukaan rute kembali menuju Paris dan Frankfurt[73][74] setelah sempat berkali-kali tertunda dari tahun 2014, 2015 dan 2016. Hal ini membuat Garuda harus mengalihkan pandangan ekspansinya turun satu tingkat, yaitu berekspansi dikawasan Timur Tengah dan Asia Timur.[75] Dalam perencanaan Garuda Indonesia, maskapai akan melakukan rotasi ulang terhadap pesawat yang ada dengan menggunakan 4 armada Boeing 777-300ER versi 2 kelas menuju Saudi Arabia dan Shanghai, alasannya adalah rendahnya peminat First Class di dalam rute tersebut menjadi penyebab pengalihan pesawat untuk memperkuat kehadiran Garuda Indonesia di dua rute Eropa Garuda Indonesia saat ini, Amsterdam dan London. Selain itu, armada Airbus A330-300 akan diretrofit oleh perusahaan untuk memenuhi penerbangan charter dan reguler dari Solo,[76] Surabaya,[77] Balikpapan,[78] Makassar, dan Medan menuju Jeddah dengan mengubah konfigurasi 2 kelas menjadi satu kelas dengan jumlah kursi sebanyak 360 kursi.[79]
Dalam langkah lebih lanjut, maskapai dalam mewujudkan rencana ekspansi Internasional akan mengalihkan Bandara tujuan untuk London dari Bandar Udara Internasional London Gatwick menuju Bandara Internasional London Heathrow, karena letaknya yang berada dekat pada pusat kota London dan jumlah anggota aliansi maskapai yang banyak bisa lebih memberikan kemudahan Garuda Indonesia untuk memiliki konektivitas dan meningkatkan performa kulitas dan kuantitas maskapai.[80][81] Pengalihan tujuan terbang menuju London Heatrow terhitung mulai terlaksana pada Tanggal 31 Maret 2016 dengan pemberhentian di Singapura.[82][83] Sementara itu, Garuda Indonesia juga melakukan penambahan frekuensi terbang menuju Amsterdam dari 5 kali dalam seminggu menjadi 6 kali seminggu, dengan rincian 3 penerbangan dilayani secara nonstop dan 3 penerbangan sisanya dilayani secara transit lewat Singapura.[84]
Sementara itu, disaat Garuda Indonesia melakukan perhitungan ulang terkait menurunnya harga minyak dunia[85][86] dan dibebaskannya bea pajak masuk komponen impor[87] yang telah dialihbebankan dari maskapai penerbangan nasional kepada pemerintah pada tahun 2015 yang lalu, menjadi alasan utama Garuda Indonesia untuk mencetak laba lebih besar dari tahun lalu hingga mencapai sebesar Rp 84 Triliun [88][89] di mana Garuda Indonesia berhasi mencetak laba pada tahun 2015 hingga Rp 1,01 triliun,[90] memicu Garuda Indonesia untuk mengisi potensi dan peluang pengembangan minat pasar penerbangan Indonesia.
Direktur Niaga Garuda Indonesia, Handayani dalam Jumpa Pers Akhir Tahun Kementerian Pariwisata Indonesia, menuturkan lebih lanjut bahwa Garuda Indonesia masih dalam tahap wait and see sebelum mengoperasikan penerbangan reguler dari Indonesia ke India. Meski begitu, Garuda Indonesia sudah membuka peluang layanan penerbangan charter dari Indonesia ke India maupun sebaliknya, hal ini didukung atas keberhasilan maskapai dalam memenuhi permintaan pasar Negeri tirai bambu yang jumlah penumpangnya terus meningkat[91] dengan melakukan intensifikasi kualitas dan ekstensifikasi rute lewat charterisasi 10 rute sekunder di Negara Republik Rakyat Tiongkok[92][93] yang berdampak pada makin beragamnya cara untuk mencapai Indonesia maupun China baik dari dan ke negara tersebut dengan rute reguler maupun carter.[94][95][96][97][98] Oleh karena alasan itu, jika pasar India memang memiliki ketertarikan dan minat pasar yang besar pada penerbangan charter menuju Indonesia, Garuda Indonesia tidak menutup kemungkinan untuk menyiapkan opsi terbang secara reguler.[99]
Sementara itu, disaat yang bersamaan. Kota lain di Timur Tengah yang juga jumlah penumpangnya mengalami peningkatan dan diminati para penumpang Garuda Indonesia adalah Istanbul, Turki. Direktur Utama Garuda Indonesia, Arif Wibowo mengatakan "permintaan pasar penerbangan dari Jakarta ke Istanbul sudah mulai tumbuh. Namun jumlah penumpang harus terus didorong agar lebih tinggi lagi sehingga ekonomis untuk diterbangi secara nonstop",urai Arif. Lebih lanjut oleh Arif, rute penerbangan Jakarta-Istanbul memang sangat potensial untuk dilayani. Pihak manajemen Garuda Indonesia pun terus melakukan perhitungan mengenai peluang pembukaan rute penerbangan itu. “Jakarta-Istanbul termasuk rute potensial yang sedang kami perhitungkan dengan baik dan cermat. Namun, rute itu masih dalam status 'wait and see' seiring dengan situasi akhir-akhir ini di Eropa dan Timur Tengah,” perjelas Arif.[100]
Garuda Indonesia, baru-baru ini telah memutuskan untuk berpindah tempat operasional maskapai penerbangan dari Terminal 2E dan Terminal 2F Bandara Internasional Soekarno-Hatta ke Terminal 3 Ultimate yang akan diresmikan Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara pada Bulan Agustus 2016. Pada pemakaiannya kedepan, Terminal 3 Ultimate diprioritaskan untuk melayani rute dari maskapai penerbangan Garuda Indonesia, maskapai penerbangan sesama anggota aliansi SkyTeam, dan maskapai penerbangan lain yang melayani penerbangan internasional. Hal ini juga berdampak pada kocok ulang letak operasional maskapai penerbangan AirAsia dan Lion Air yang selama ini menempati Terminal 3, berpindah tempat ke Terminal 1 dan Terminal 2. Lion Air secara keseluruhan akan mengoperasionalkan penerbangannya secara penuh di Terminal 1, sedangkan AirAsia beroperasi di Terminal 2.
Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Angkasa Pura II, Faik Fahmi. Pada tahap awal, Terminal 3 Ultimate didesain hanya untuk menampung penumpang sebanyak 15 juta orang per tahun. Namun, perusahaan akan terus melakukan pengembangan sehingga terminal ini kedepannya bisa menampung kapasitas jumlah penumpang hingga 25 juta orang per tahun. Apabila dirinci lebih dalam, dari total kapasitas 25 juta penumpang itu, 18 juta penumpang dialokasikan untuk Garuda Indonesia dan maskapai penerbangan anggota SkyTeam, sedangkan maskapai lain dengan rute penerbangan internasional mendapatkan jatah kapasitas 7 juta penumpang per tahun. Menurut Faik, Angkasa Pura II memang sengaja memberikan Terminal 3 Ultimate kepada Garuda Indonesia untuk melayani rute penerbangan domestik, karena jika hanya untuk melayani penerbangan internasional kapasitas daya tampung bandaranya terlalu besar. Padahal, jumlah penumpang penerbangan internasional dari Bandara Soekarno-Hatta hanya mencapai 12 juta penumpang per tahun.[101]
Di bawah arahan Irfan, Garuda mulai menggencarkan rencana ekspansinya dengan penerbangan langsung menuju beberapa kota di benua Asia, Eropa dan Amerika.[102] Untuk mendukung rencana tersebut, Irfan menyebutkan, pihaknya telah berkomunikasi langsung dengan pemerintah dalam hal ini adalah Kementerian Pariwisata. Sebab, kebijakan ini sejalan dengan langkah pemerintah untuk meningkatkan penerimaan devisa dari sisi kualitas wisatawan asing. Salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah jadwal penerbangan tersebut bersifat Kewajiban Pelayanan Publik (Public Service Obligation/PSO).
Tak hanya itu, Irfan juga menyebut penting bagi Garuda setelah pandemi Covid-19 untuk melakukan transisi dan mengubah pengalaman terbang masyarakat. Dia menuturkan saat ini jadwal penerbangan maskapai layanan penuh tersebut banyak yang kurang pas. Dia mencontohkan untuk penerbangan di Denpasar pesawat dari Australia baru mendarat mendarat pukul 19.00. Hal ini dapat menjadi kendala masyarakat untuk menghabiskan lebih banyak waktu dan memberikan nilai tambah ekonomi ke daerah tujuan.[103]
Di luar itu, maskapai juga melakukan penyesuaian jenis dan konfigurasi pesawat sesuai dengan tujuan internasional. Terlebih, selama ini masyarakat merasa lebih nyaman bepergian ke luar negeri menggunakan pesawat berbadan besar.[104]
Seiring dengan berlakunya Quantum Leap dan Quick Wins, Garuda Indonesia mendirikan beberapa UBS dan menggaet beberapa usaha strategis untuk mendukung operasional, seperti:[105]
Dan berikut beberapa Unit Bisnis Strategis yang Garuda Indonesia bawahi:
Pada bulan Juli 2012, Garuda Indonesia menandatangani perjanjian sponsorship selama 3 tahun dengan klub Liga Inggris Liverpool FC. Persetujuan tersebut memberi Garuda hak sebagai Official Partner Liverpool Football Club (Mitra Resmi Liverpool FC) dan Official Global Airline Partner of Liverpool Football Club (Mitra Maskapai Penerbangan Global Resmi Liverpool FC). Tambahannya, selama musim kompetisi 2012-2013, setiap pertandingan kandang Liverpool di Anfield, akan diputar video iklan Garuda berdurasi 6 menit.Kerja sama dengan Liverpool ini akan memberikan Garuda Indonesia media exposure untuk meningkatkan brand awareness di pasar internasional secara lebih efektif dengan manfaat yang lebih maksimal, mengingat brand Garuda Indonesia akan mendapatkan frekuensi penayangan yang lebih tinggi dengan durasi tayang lebih lama. Pada tahun 2013, Liverpool melakukan tur Asia dengan salah satu negara tujuannya adalah Indonesia. Melalui kunjungan tour tersebut, diharapkan kunjungan ini akan meningkatkan kualitas persepak bolaan di Indonesia.[111]
Selain itu, untuk mendukung target kunjungan 20 juta turis tahun 2019. Garuda Indonesia akan memperbanyak jumlah armada pesawat yang terpasang logo ‘Wonderful Indonesia’ pada pesawatnya mulai tahun ini. Direktur Niaga Garuda Indonesia, Handayani dalam Jumpa Pers Akhir Tahun Kementerian Pariwisata di Gedung Sapta Pesona, Kantor Kementerian Pariwisata Rapublik Indonesia, Jakarta menuturkan, pada bulan Februari 2016 setidaknya akan ada lima pesawat Garuda Indonesia tambahan yang sudah terpasang logo Wonderful Indonesia sebagai wujud kerja sama antara Garuda Indonesia dan Kementerian Pariwisata. “Semoga bisa mendukung kepariwisataan Indonesia,” ujar Handayani. Selain itu, Garuda Indonesia akan memberikan dukungan kepariwisataan dalam bentuk pengembangan rute penerbangan dengan memperkuat rute-rute penerbangan yang menjadi unggulan di sektor pariwisata, seperti Labuan Bajo, Lombok, dan Wakatobi.[112]
Merupakan program maskapai bagi para penumpang yang setia menggunakan Garuda. Penumpang maskapai bisa mendapatkan Miles setiap melakukan penerbangan yang dilakukan bersama Garuda bersama partner yang akumulasinya dapat ditukarkan menjadi Award Ticket yang memberi setiap penumpang kesempatan untuk mencoba destinasi favorit atau Upgrade Awards penumpang dari kelas ekonomi ke bisnis pada penerbangan pilihan Anda.
Sebagai anggota GarudaMiles, penumpang juga dapat menikmati banyak keuntungan dan keistimewaan eksklusif, seperti: check-in khusus di Bandara keberangkatan, peningkatan kuota bagasi dan prioritas bagasi serta prioritas waktu tunggu untuk reservasi tiket tentunya, akses untuk lounge Garuda Indonesia, dan penawaran menarik dari partner Garuda Indonesia di seluruh dunia.[113]
Lounge yang terbaru ini merupakan bentuk perwujudan Garuda Indonesia untuk meningkatkan kualitas pengalaman para penumpang maskapai yang ingin merasakan kenikmatan First Class setelah ditiadakan selama 28 tahun, kini telah dikembalikan untuk memberikan kesan "segala layanan yang dilakukan merupakan yang terbaik dari segala aspek yang ada di Indonesia". Lounge ini memiliki berbagai fasilitas yang berkelas dunia kualitasnya seperti, hidangan selamat datang yang terdiri dari minuman dan makanan, Wi-fi dan Spa selagi menunggu penerbangan dengan dibantu oleh First Class Assistant
Disamping itu, penumpang juga dapat menikmati ketenangan anda sambil tidur dengan duduk di kursi panjang yang terletak di quiet room dan jika Anda bersama sekeluarga, juga terdapat ruang keluarga. Garuda Indonesia sejak awal telah meneliti dan meniti setiap detail telah dirancang khusus untuk memberi kenyamanan penumpang. Apabila Anda ingin melakukan hal lain, tersedia berbagai bahan bacaan, perpustakaan kecil, ruangan merokok, pantry, ruang sholat (Mushola), ruang perawatan bayi, dan toilet. Setelah menikmati kenyamanan First Class Lounge, Anda tentunya akan diantar menuju pesawat dengan keistimewaan menggunakan layanan prioritas pada saat boarding atau pada saat transfer dan transit sebagai bentuk layanan Garuda Indonesia First Class.[114]
Berlanjut di Lounge yang kedua, dalam Lounge Business Class terdapat beberapa gerai khusus dan fasilitas penunjang para penumpang seperti business center, wireless internet connection, refreshing area, reflexology machine, shower, nursery room dan ruang beribadah. Selain fasilitas, maskapai juga menyediakan menu makanan dan minuman untuk dinikmati oleh para penumpang. Setiap minggu, maskapai selalu menyajikan menu yang berbeda untuk mempromosikan berbagai variasi makanan Indonesia yang beraneka macam. Tidak hanya itu saja, maskapai untuk membuat penumpang lebih nyaman dalam menunggu dengan melengkapi gerai mini bar. Saat ini, Garuda Indonesia memiliki dua Executive Lounge yang berada di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Bandara Internasional Ngurah Rai, Executive Lounge berlaku untuk penumpang kelas Executive Class, anggota GarudaMiles Platinum dan anggota GarudaMiles Gold.[115]
Pada tahun 2010, Garuda dalam rencana Quantum Leap yang salah satunya bertujuan untuk melakukan re-branding, mulai melakukan perbaikan layanan dalam kursi pesawat selama penerbangan jarak jauh maupun dekat dengan mendatangkan pesawat baru berkursikan nyaman nan empuk dan di lengkapi fasilitas AVOD serta colokan listrik dalam memberikan kenyamanan dalam penerbangan untuk menyamakan kualitas fasilitas kursi dalam penerbangan dengan maskapai internasional kelas dunia seperti Emirates, Etihad Airways dan Qatar Airways. Garuda juga memperkenalkan kursi baru dalam memberi kenyamanan penumpang dalam pesawat.
Pada pesawat Boeing 777-300ER, tersedia 8 kursi kelas utama dengan konfigurasi 1-2-1. Kabin kelas utama memiliki fasilitas yang mewah seperti:[116]
Terdapat beberapa fasilitas dari Executive Class, yaitu:
Tersedia di semua pesawat. Ruang kaki terdiri dari 30" hingga 35" tergantung jenis pesawat, dengan panjang kursi 17". Pesawat Airbus A330-200, Airbus A330-300 dan Boeing 737-800 NG memiliki kursi kelas ekonomi yang lebih baru yang menawarkan layar sentuh LCD 9-inci dengan AVOD.
Makanan dan minuman ditawarkan tergantung lamanya penerbangan. Garuda Indonesia menyediakan makanan gratis di atas pesawat berupa makanan ringan serta minuman untuk penerbangan kurang dari 60 menit. Untuk penerbangan lebih dari 60 menit akan ditambah dengan makanan hangat tanpa dipungut biaya tambahan. Anggur dan bir juga ditawarkan dalam penerbangan internasional.
Diperkenalkan pertama kali di dalam armada Boeing 777-300ER Tahun 2013, Garuda Indonesia menyediakan jasa Wi-Fi di dalam rute jarak jauhnya, terutama rute ke Eropa. Pada Akhir 2013, Garuda memasang Wi-Fi di armada A330-200 dan A330-300 baru yang akan datang. Rencananya, Garuda Indonesia akan memperluas jaringan Wi-Fi ini ke semua armada mereka.[117]
Terdapat beberapa penghargaan yang diberikan kepada Garuda Indonesia antara lain, yaitu:
Diharapkan dengan di raihnya penghargaan tersebut, Garuda Indonesia sebagai maskapai terbesar nasional dan kebanggaan Indonesia bisa memberikan pelayanan yang lebih di dalam penerbangan.
Armada Garuda Indonesia didominasi oleh pesawat Boeing 737-800NG, dengan satu pesawat Boeing 777-300ER disewakan ke Pemerintah Indonesia.[129][130]
Pada bulan Juni 2015, Garuda Indonesia menyatakan komitmennya untuk memesan 30 unit pesawat Boeing 737 MAX, 30 unit pesawat Boeing 787 Dreamliner, dan 30 unit pesawat Airbus A350 XWB.[131] Pada awal tahun 2016, Garuda memesan 14 unit pesawat Airbus A330neo.[132] Pada tanggal 9 Oktober 2017, Garuda memensiunkan pesawat Boeing 747-400 karena sudah tua dan boros bahan bakar.[133] Pada bulan Maret 2019, Garuda dilaporkan membatalkan pesanan 49 pesawat Boeing 737 MAX 8 pasca dua kecelakaan berturut-turut yang melibatkan pesawat tersebut dengan Lion Air Penerbangan 610 dan Ethiopian Airlines Penerbangan 302.[134][135]
Armada Garuda Indonesia untuk rute domestik, regional, dan internasional.
Pesawat Douglas DC-3 yang ditampilkan di TMII
Pesawat Douglas DC-8-55 di Bandara Internasional Kai Tak, Hongkong
Pesawat Garuda dengan livery Retro 1960 Boeing 737-800
Logo kedua Garuda Indonesia (1969-1985)
Pesawat Fokker F-28 dalam persiapan mendarat di Bandara Internasional Changi, Singapura
Pesawat McDonnell Douglas DC-9-32
Pesawat Douglas DC-8-55 di Bandara Le Bourget, Paris
Pesawat McDonnell Douglas DC-10-30
Pesawat Boeing 747-200B di Bandara Internasional Schiphol Amsterdam
Airbus A300B4-200 di Bandara Internasional Sydney Kingsford Smith (Mascot), Australia
DC-9 Garuda yang sedang menjalani perbaikan di GMF Aeroasia.
Logo ketiga Garuda Indonesia (1985-2009)
Pesawat Boeing 737-300
Pesawat Boeing 737-400
Pesawat Boeing 737-500
Pesawat Boeing 737-800 NG
Pesawat Airbus A330-300
Pesawat Boeing 747-400
Pesawat Boeing 747-200 di Bandara Internasional Zurich-Kloten, Swiss
Pesawat McDonnell Douglas MD-11
Pesawat Douglas DC-10-30
DC-10 Garuda Indonesia.
Ekor A300B4 Garuda Indonesia
Logo keempat Garuda Indonesia (2009-sekarang)
Pesawat Airbus A330-200
Pesawat Airbus A330-300
Pesawat Boeing 737-800 NG (Next Generation) baru saja lepas landas dari Bandara Internasional Chek Lap Kok, Hongkong
Pesawat Boeing 737 Garuda Indonesia dengan registrasi PK-GEM
Pesawat Boeing 747-400 di Bandara Internasional Incheon-Seoul, Korea Selatan
milik Garuda yang tidak beroperasi lagi.
Livery resmi masuknya Garuda ke dalam Skyteam
Pesawat B747-400 di GMF AeroAsia
Pramugari Garuda Indonesia.
Lounge Garuda Indonesia di
Boeing 737-800NG dengan kode registrasi "PK-GFW" persiapan landing di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
Boeing 777-300ER dengan kode registrasi "PK-GIA" persiapan landing di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
Beberapa peristiwa yang terjadi pada maskapai Garuda Indonesia antara lain adalah:
Pranala ke artikel terkait
Các điểm tham quan gần Garuda Wisnu Kencana Cultural Park Bali
Được biết đến như một thiên đường lướt sóng từ những năm 1970, Kuta - khu vực nổi tiếng xung quanh Garuda Wisnu, sở hữu đường bờ biển dài 2,5km tuyệt đẹp và vô số hoạt động vui chơi hấp dẫn. Đối với những hoạt động vui chơi giải trí dành cho gia đình, du khách có thể thử đến Waterbom Bali, một trong những công viên nước lâu đời và tốt nhất trên đảo. Ngoài ra, nằm trên bờ biển, cạnh tháp canh cứu hộ là Trung tâm bảo tồn rùa biển Kuta cũng sẽ là nơi khách du lịch có thể tham gia các hoạt động thả rùa thú vị. Đặc biệt, điểm nhấn văn hóa của khu vực là các ngôi đền làng, show diễn Barong và một ngôi chùa Phật giáo toạ lạc ngay vị trí trung tâm.
Waterbom Bali: Waterbom Bali mang đến những đường trượt nước ly kỳ và các trò chơi dưới nước dành cho trẻ em, trải dài trên 38.000 m2 vườn nhiệt đới và hồ bơi. Công viên nước này nằm trên đường Jalan Kartika Plaza, đối diện với Trung tâm thương mại Discovery Shopping Mall. Là một trong những công viên nước lớn nhất của Bali, Waterbom Bali mang đến vô số điều thú vị, bao gồm đường trượt siêu tốc Climax, Superbowl, Boomerang, Smashdown và Đường đua. Sau khi thỏa sức vui chơi, du khách còn có thể đến các nhà hàng trong khuôn viên của Waterbom Bali, tại đây, khách du lịch có thể nạp lại năng lượng nhanh chóng bằng cách thưởng thức các món ăn Indonesia, Nhật Bản và Mexico.
Circus Waterpark: Circus Waterpark là một khu vui chơi giải trí trên đường Jalan Kediri ở Tuban, cách Sân bay quốc tế Ngurah Rai khoảng 10 phút về phía bắc. Công viên nước này có hàng tá đường trượt và một dòng sông lười, cùng với khu vực dành riêng cho trẻ em với đài phun nước, súng nước và xe lửa mini. Những người tìm kiếm cảm giác mạnh có thể lựa chọn các đường trượt thú vị hơn, chẳng hạn như "đường trượt tốc độ" và "đường trượt sóng". Ngoài ra, Circus Waterpark cũng có góc vẽ hình xăm tạm thời, spa bấm huyệt chân, dịch vụ chụp ảnh và nhà hàng. Lưu ý, công viên có dịch vụ cho thuê tủ khóa, khăn tắm và vọng nếu khách du lịch muốn có một nơi riêng tư, bóng mát để thư giãn.
Khu Trải nghiệm Nghệ thuật Ảo Giác Dream Museum Zone (DMZ) Bali: DMZ Bali là một phòng trưng bày nghệ thuật thú vị với 120 bức tranh tường kích thước người thật, tạo hiệu ứng 3 chiều sống động cho ảnh chụp. Du khách chỉ cần chuẩn bị máy ảnh, tạo dáng và thỏa sức sáng tạo với vô vàn chủ đề có sẵn. Từ việc bị cá mập trắng truy đuổi đến băng qua con đường nguy hiểm, khách du lịch có thể dễ dàng dành vài giờ vui vẻ tại DMZ Bali. Phòng trưng bày này cũng rất dễ dàng tìm kiếm nằm trên Jalan Nakula, ngay gần ngã tư của Jalan Dewi Sri và Đường Sunset của Kuta.
Chùa Vihara Dharmayana Kuta: Chùa Vihara Dharmayana Kuta là một trong những ngôi chùa Phật giáo cổ kính nhất ở Kuta. Được xây dựng vào năm 1876, các kiến trúc chính của chùa vẫn được bảo trì tốt, với phong cách kiến trúc Viễn Đông tinh xảo với màu sắc rực rỡ. Đây là địa điểm được nhiều du khách yêu thích bởi sở hữu sân chùa tĩnh lặng, thoang thoảng mùi hương trầm từ các ban thờ. Ngoài ra, Vihara Dharmayana Kuta còn nằm hơi khuất trên một con phố phụ, cách dải bờ biển chính của Kuta khoảng 1 km về phía đông, tạo nên một không gian thanh tịnh lý tưởng để chiêm nghiệm, thư giãn hoặc chữa lành tâm hồn.
Lưu trú khi tham quan công viên Garuda Wisnu ở Bali
Tại Garuda Wisnu Kencana, du khách có thể dễ dàng khám phá đa dạng các điểm lưu trú, mang đến trải nghiệm hoàn hảo cho mọi nhu cầu và ngân sách. Dù mong muốn tận hưởng sự sang trọng bậc nhất tại những khách sạn cao cấp, đắm mình trong không gian đẳng cấp của khu nghỉ dưỡng hay tìm kiếm sự ấm cúng, gần gũi tại nhà trọ bản địa, Garuda Wisnu Kencana đều có thể chiều lòng. Ngoài ra, bên cạnh mong muốn và tài chính, khách du lịch khi chọn điểm dừng chân còn cần cân nhắc thêm về vị trí, đây sẽ là yếu tố quan trọng đảm bảo sự thuận lợi trong quá trình di chuyển.
Aloft Bali Kuta at Beachwalk: Tận hưởng sự kết hợp độc đáo giữa phong cách đô thị, thiết kế sáng tạo và công nghệ hiện đại tại Aloft Bali Kuta, tọa lạc ngay bên trong trung tâm thương mại lớn nhất Bali và đối diện với bãi biển Kuta sôi động. Nơi đây mang đến cho khách du lịch trải nghiệm hoàn hảo với các hoạt động mua sắm, ăn uống, tắm nắng và khám phá hòn đảo ngay trước cửa nhà. Lưu trú tại Aloft Bali Kuta, du khách có thể thư giãn tại phòng gym Re:charge, tắm nắng bên hồ bơi ngoài trời, thưởng thức ẩm thực quốc tế và nhâm nhi cocktail đặc trưng tại quầy bar sảnh. Sau một ngày dài khám phá, trở về phòng nghỉ theo phong cách loft đầy phong cách này, khách du lịch chắc chắn sẽ có được những phút giây nghỉ ngơi thoải mái tuyệt đối.
Mamaka by Ovolo: Mang đến làn gió mới cho trung tâm Kuta, Mamaka by Ovolo là khu nghỉ dưỡng sang trọng bên bờ biển dành cho những du khách hiện đại, những người sành ăn và yêu thích lướt sóng. Phòng nghỉ và suite tại đây sở hữu phong cách đô thị hiện đại nhưng vẫn ấm cúng và tiện nghi. Nghỉ ngơi tại Mamaka by Ovolo, khách lưu trú sẽ còn được tận hưởng cảnh hoàng hôn ngoạn mục cùng ly cocktail mát lạnh trên hồ bơi rooftop đầy phong cách. Thêm vào đó, điểm dừng chân này cũng sở hữu Kuta Social Club, nơi du khách có thể thưởng thức những ly cocktail ngon nhất trên đảo.
Sheraton Bali Kuta Resort: Nằm cạnh trung tâm thương mại Beachwalk sầm uất và chỉ cách bãi biển Kuta một đoạn đi bộ ngắn, khu nghỉ dưỡng 5 sao mang tính biểu tượng này là thiên đường cho những người yêu thích biển. Sau một ngày mua sắm và tắm nắng, du khách có thể lưu trú tại đây để thư giãn với các liệu pháp spa sang trọng tại Shine Spa, thưởng thức các món ăn ngon tại các nhà hàng của khu nghỉ dưỡng. Ngoài ra, Sheraton Bali Kuta Resort còn cung cấp cho khách du lịch trải nghiệm Giấc ngủ Đặc trưng của Sheraton, đảm bảo một đêm nghỉ tuyệt vời để nạp năng lượng cho ngày hôm sau. Đặc biệt, bất kể ở đâu trong khách sạn, du khách cũng có thể ngắm nhìn khung cảnh tuyệt đẹp của Ấn Độ Dương.
Holiday Inn Resort Baruna Bali: Tọa lạc giữa khu vườn nhiệt đới tuyệt đẹp với các tầng bậc trên khuôn viên rộng 3 hecta, Holiday Inn Resort Baruna Bali là nơi lý tưởng cho kỳ nghỉ gia đình. Nơi đây mang đến vô vàn hoạt động vui chơi giải trí, bao gồm hồ bơi, câu lạc bộ trẻ em, phòng gym, thậm chí cả PlayStation, bàn bóng bàn, bida và phòng chiếu phim. Trong khi trẻ em thỏa thích vui đùa, bố mẹ có thể thư giãn và chăm sóc bản thân tại Tea Tree Spa. Ngoài ra, các phòng nghỉ tại đây đều có ban công riêng với tầm nhìn ngoạn mục, nội thất tối giản siêu sạch sẽ với điểm nhấn sang trọng kiểu Bali.
Double Six Luxury Hotel: Nằm ở vị trí chiến lược tại trung tâm Legian, chỉ cách Seminyak vài phút, khu nghỉ dưỡng sang trọng này là nơi khách du lịch có thể tận hưởng cuộc sống trong một suite hiện đại hoặc penthouse trên cao. Để trải nghiệm trọn vẹn Double Six, du khách nên ghé thăm 66 Penthouse: căn hộ ba phòng ngủ, hai tầng theo phong cách hiện đại với sân hiên ngoài trời và bể sục jacuzzi riêng. Lựa chọn này thường sẽ đi kèm với quyền truy cập VIP vào quầy bar ngắm hoàng hôn trên tầng thượng, nơi khách du lịch có thể thưởng thức đồ uống sau bữa tối sang trọng tại The Plantation Grill - một trong những nhà hàng cao cấp ngon nhất trên đảo.
Kinh nghiệm đi công viên Garuda Wisnu bạn cần biết
Theo kinh nghiệm đi Garuda Wisnu của nhiều du khách, khách tham quan được khuyến cáo nên trông chừng đồ đạc cá nhân, tránh rời mắt khỏi những vật có giá trị và luôn cảnh giác với môi trường xung quanh. Ngoài ra, du khách nên mang theo giày dép thoải mái và đảm bảo đủ nước, đặc biệt là trong điều kiện khí hậu nhiệt đới nóng ẩm của Bali. Về thời gian tham quan Garuda Wisnu Kencana (GWK) lý tưởng sẽ phụ thuộc vào sở thích cá nhân. Đối với những du khách yêu thích văn hóa và nghệ thuật có thể dành vài giờ để khám phá các khu trưng bày, trong khi những người chỉ muốn ngắm cảnh và chụp ảnh có thể lướt qua trong vài phút ngắn ngủi. Nhưng nhìn chung lại, trung bình, mỗi khách du lịch sẽ thường dành khoảng 2-3 tiếng tại GWK.
Thông tin về Garuda Wisnu ở Bali, Indonesia
Công viên Văn hóa Garuda Wisnu Kencana (GWK) tọa lạc tại vị trí đắc địa ở phía nam Bali, cách điểm du lịch nổi tiếng Kuta khoảng 20km và thủ phủ Denpasar khoảng 30 km. Địa chỉ cụ thể là Jl. Raya Uluwatu, Ungasan, Kuta, huyện Badung, Bali, Indonesia. Từ đỉnh đồi nơi công viên tọa lạc, du khách có thể phóng tầm mắt ngắm nhìn toàn cảnh tuyệt đẹp của biển Ấn Độ Dương. Giá vé vào cổng dao động từ 125.000 IDR, tuy nhiên, mức chi phí này còn có thể thay đổi do thường xuyên có các chương trình giảm giá hấp dẫn. Ngoài vé tham quan cơ bản, du khách có thể lựa chọn các gói bao gồm đồ uống, tham gia sự kiện đặc biệt, hay dịch vụ xe buggy đưa đón tận nơi trong khuôn viên công viên.
Quảng trường Wisnu (Plaza Wisnu)
Quảng trường Wisnu là một quảng trường tuyệt đẹp trên đỉnh đồi nằm trong Công viên Văn hóa Garuda Wisnu Kencana (GWK), mang đến tầm nhìn toàn cảnh ấn tượng của hòn đảo. Quảng trường là địa điểm lý tưởng để ngắm hoàng hôn và có một khu rừng râm mát yên bình với một giếng nước thiêng liêng được gọi là Parahyangan Somaka Giri. Theo lịch sử, giếng được cho là có sức mạnh kỳ diệu và được người dân Bali địa phương đến thăm để tìm cách chữa lành bệnh. Ngày này, các linh mục Hindu vẫn thường tổ chức các lễ cầu phúc và nghi lễ tại giếng, du khách ghé tới có thể tham gia vào khung cảnh tráng lệ của các nghi lễ cổ xưa vào những đêm trăng tròn.
Nên ghé công viên Garuda Wisnu ở Bali, Indonesia khi nào?
GWK mở cửa đón du khách tham quan, khám phá mỗi ngày với lịch trình linh hoạt. Tùy theo sở thích, khách du lịch có thể chọn đến vào buổi sáng sớm để tận hưởng bầu không khí trong lành, hay chiều tà để ngắm hoàng hôn rực rỡ. Tuy nhiên, thời điểm lý tưởng nhất để đắm chìm trọn vẹn trong khung cảnh huyền ảo nơi đây là vào những dịp diễn ra các buổi biểu diễn văn hóa và sự kiện đặc biệt. Lúc này, không chỉ được chiêm ngưỡng cảnh quan ấn tượng, du khách còn có cơ hội trải nghiệm những màn trình diễn nghệ thuật độc đáo, hòa mình vào không khí lễ hội sôi động và lưu giữ những kỷ niệm khó quên.
Quảng trường Garuda (Plaza Garuda)
Quảng trường Garuda là một quảng trường đẹp như tranh vẽ nằm trong Công viên Văn hóa Garuda Wisnu Kencana (GWK) và nhìn ra Hồ Sen hùng vĩ. Theo thần thoại Hindu, Garuda là thần cưỡi của thần Wisnu và đại diện cho lòng trung thành, đáng tin cậy và sự hy sinh. Trong văn hóa Indonesia, Garuda cũng được tôn kính như biểu tượng của lòng dũng cảm, trí tuệ, sức mạnh và kỷ luật. Do đó, được bảo vệ bởi tượng thần Garuda uy nghiêm, quảng trường là địa điểm yêu thích cho chụp ảnh cưới và các sự kiện nhỏ.
Tham quan Công viên Garuda Wisnu ở Bali có gì hay, có gì đẹp?
Trên bán đảo Bukit, tọa lạc một công viên với biểu tượng uy nghiêm, đó là Garuda Wisnu Kencana, thường được gọi tắt là GWK. Nơi đây mang đến sự kết hợp độc đáo giữa cao nguyên đá vôi hùng vĩ và một công viên thanh bình xinh đẹp ở phía nam Bali. Công viên văn hóa này được xây dựng với mục đích tôn vinh và bảo tồn nghệ thuật, văn hóa và các giá trị tâm linh của Đảo Bali. Đến đây, khách du lịch thập phương sẽ được cung cấp một không gian tuyệt vời để thưởng thức các buổi biểu diễn nghệ thuật và văn hóa, tham quan triển lãm và tham dự hội nghị.
Ăn uống khi đến công viên văn hóa Garuda Wisnu Kencana
Sau khi đắm chìm trong vẻ đẹp tráng lệ của Garuda Wisnu, du khách thập phương còn có thể dành thời gian để thưởng thức những món ăn tinh tế tại nhà hàng trong khuôn viên, hoặc khám phá các nhà hàng đặc sắc tại khu vực xung quanh. Các quán ăn tại đây với thực đơn đa dạng, đảm bảo mang đến cho khách du lịch một trải nghiệm ẩm thực độc đáo, nơi hương vị truyền thống hòa quyện hoàn hảo với nét hiện đại, tạo nên một bữa ăn hấp dẫn, ấn tượng khó quên.
Phố Ẩm Thực (Street Theater): Phố Ẩm Thực là một điểm đến hấp dẫn nằm trong Công viên Văn hóa Garuda Wisnu Kencana (GWK), nơi du khách có thể thưởng thức nhiều lựa chọn về ẩm thực và đồ uống. Tại khu ẩm thực, du khách có thể nếm thử các món ăn truyền thống của Indonesia, hoặc ghé thăm Domba Coffee để thưởng thức một tách cà phê Indonesia classic. Đối với những người tìm kiếm các lựa chọn quen thuộc hơn, cũng có Starbucks và Gelatosimo. Du khách còn có thể ghé thăm Kencana Souvenirs để mua nhiều mặt hàng lưu niệm liên quan đến GWK, hoặc lưu giữ những kỷ niệm khó quên tại Kencana Photo Studio. Hiện nay, khách du lịch có thêm cơ hội trải nghiệm một sự bổ sung mới nhất cho Phố Ẩm Thực là Asana Artseum, một studio đẹp như tranh vẽ cung cấp bối cảnh nghệ thuật Indonesia cổ điển để chụp ảnh và quay video.
Hard Rock Cafe Bali: Nổi tiếng như một địa điểm ăn uống, giải trí và điểm đến về đêm sôi động, Hard Rock Cafe Bali tọa lạc tại mặt tiền của Hard Rock Hotel Bali. Chỉ cách Bãi biển Kuta một con đường, quán cà phê mang đến thực đơn món ăn Mỹ lấy cảm hứng từ nhạc rock n' roll cùng nhiều loại đồ uống và tráng miệng hấp dẫn. Đến đây, du khách có thưởng thức Jumbo Combo - món khai vị đặc biệt để nếm thử những món ngon nổi bật của Hard Rock Cafe, hay lựa chọn các món chính như fajitas nổi tiếng, bít tết New York hoặc cá hồi hoang dã nướng. Trong đó, được yêu thích nhất tại đây phải kể đến những chiếc burger huyền thoại đi kèm khoai tây chiên nêm gia vị, hành tây chiên giòn, nấm hầm.
Kori Restaurant & Bar: Kori trong tiếng Bali có nghĩa là "cổng", nhà hàng & quầy bar này được thành lập vào năm 1998 bởi những người đứng sau thương hiệu ren Bali thủ công Uluwatu. Nơi đây phục vụ nhiều món ăn quốc tế và châu Á trong khung cảnh khu vườn um mát và ấm cúng. Ghé tới Kori, khách du lịch có thể nếm thử những chiếc cabana mát mẻ cạnh ao nước và hàng rào hoa tạo ra những không gian riêng tư. Ngoài ra, thực đơn của nhà hàng còn hấp dẫn với các món ăn được yêu thích như thịt và hải sản trên đá nóng, cua sốt ớt Singapore, Sate của Đầu bếp Jaya cùng vịt chiên cay, đưa khách du lịch bước vào thế giới hương vị Indonesia phong phú và cay nồng.
Golden Lotus: Được mệnh danh là nhà hàng Trung Hoa ngon nhất Bali, Golden Lotus phục vụ cả bữa trưa và bữa tối. Đặc biệt, vào Chủ nhật, nhà hàng còn có tiệc buffet dim sum theo phong cách Hong Kong. Nằm trong khu nghỉ dưỡng Bali Dynasty hướng đến gia đình ở phía nam Kuta, Golden Lotus mang đến không gian ẩm thực sang trọng với nội thất lấy cảm hứng từ phương Đông cùng những bộ bàn ăn gỗ mun đen độc đáo. Về thực đơn, nhà hàng này nổi tiếng với các món ăn theo phong cách Tứ Xuyên và Quảng Đông. Trong đó, vịt quay Bắc Kinh trứ danh và Gà Thượng Hải sốt mè là những món ăn được yêu thích nhất. Ngoài ra, du khách ghé tới cũng không nên bỏ lỡ khuyến mãi cơm gà Hải Nam với giá cực ưu đãi, thích hợp cho nhóm 4 người.
Sushi Tei: Nếu yêu thích ẩm thực Nhật Bản, đặc biệt là sushi, thì Sushi Tei trên đường Sunset Road, Kuta chính là điểm đến lý tưởng. Là một phần của chuỗi nhà hàng quốc tế lớn có trụ sở tại Singapore, Sushi Tei mang đến thực đơn phong phú với các món ăn từ sashimi đến Teppanyaki. Nhà hàng còn ghi điểm bởi không gian rộng rãi với 8 phòng VIP thích hợp cho ăn uống, họp mặt và tiệc riêng, một hội trường lớn 150 chỗ ngồi và khu vườn ngoài trời với 50 chỗ ngồi. Điểm nhấn là nhà hàng có cả quầy sushi băng chuyền và thực đơn gọi món theo sở thích. Đặc biệt, mặc dù Sushi Tei thường đông khách vào giờ ăn tối, tuy nhiên đây là địa điểm tuyệt vời để khách du lịch tạm rời xa sự ồn ào của phố Sunset Road và thưởng thức bữa ăn Nhật Bản thịnh soạn trước khi di chuyển đến sân bay.